Camera DSLR, mungkin kamera
ini sudah sering dikenal dan didengar masyarakat. Apalagi bagi kaula muda zaman
sekarang. Kamera ini sering digunakan para fotografer-fotografer professional
sampai fotografer pemula. Kamera ini banyak memiliki kelebihan dibanding kamera
jenis lainnya, seperti kamera saku (digital pocket), TLR (Twin Lens Reflect),
Lomo, kamera analog(manual),dll. DSLR adalah singkatan dari “Digital Single
Lens Reflect”, artinya kamera ini hanya memiliki satu lensa dan sudah masuk
dalam jenis digital. Kamera DSLR merupakan perkembangan dari kamera
analog(manual) yang beralih menggunakan digital, sesuai dengan perkembangan
zaman. Dahulunya kamera jenis ini memakai media film, karena perkembangan zaman
kamera ini beralih kedigital meninggalkan era zaman media film.
DSLR memiliki 3
kelas yakni, kelas Professional, Semi Professional, dan Pemula. Semua dibagi
didalam kelas yang berbeda. Perbedaan kelas ini hanya dibedakan oleh
fitur-fiturnya saja, semakin banyak fitur canggihnya maka kelasnya pun berbeda.
Tapi cara mengoperasikan kamera DSLR sama saja walaupun berbeda kelasnya.
Hal-Hal penting di Kamera :
a. Tombol Shutter ( tombol rana/ memotret)
b. View finder (tempat mengintip objek)
c. Pengatur Diagfragma
d. Pengatur ISO
e. Tombol setting (Pengaturan)
f. WB (white balance)
g. Display
h. Tombol Pct.style
i. Tombol Matering, Dll
Fitur-fitur penting
didalam Kamera DSLR sebagai pengatur Eksposure (pencahayaan), yaitu :
1. Shutter Speed (Kecepatan Rana)
Kecepatan rana adalah hal pokok yang penting didalam
pengoperasian kamera. Disimbolkan dengan angka-angka (ex : 1/60s). Semakin cepat
kecepatan rana (ex : 1/1000s) semakin
kecil cahaya yang masuk kedalam kamera, sebaliknya semakin lambat kecepatan
rana (ex : 1/5s) maka makin besar
pula cahaya yang masuk kedalam kamera.
Kecepatan rana memiliki prioritas utama, yaitu tentang
membekukan objek gambar atau tidak membekukannya. Objek yang ditangkap dengan
speed yang tinggi (ex : 1/1000s) dapat
membekukan gambar, karena semakin cepat rana terbuka dan menutup semakin cepat
daya tangkap cahaya dan semakin beku (diam)
objek yang bergerak. Sebaliknya, jika objek ditangkap dengan speed yang rendah (ex : 1/5s) tidak dapat membekukan
gambar yang bergerak, jika menangkap objek bergerak maka objek yang di shoot
akan kabur dan terlihat goyang (Shake).
Kecepatan lambat cocok digunakan untuk tehnik fotografi Slow Speed.
Contoh Foto dengan menggunakan Speed tinggi/Kecepatan tinggi :
Contoh Foto dengan menggunakan Speed lambat/Kecepatan lambat :
2. Diagfragma/Bukaan Rana (F)
Jika kita tadi bicara tentang kecepatan rana, maka
sekarang kita bicarakan tentang Besar dan kecil nya bukaan rana. Artinya seberapa
besar dan kecil lubang rana akan terbuka dan menangkap cahaya. Semakin besar
bukaan lubang rana (ex : F 2,8), maka semakin besar cahaya yang masuk. Sedangkan
jika bukaan lubang rana mengecil (ex : F 22), maka cahaya yang masuk sedikit.
Prioritas dari diagfragma adalah, menentukan Depth Of
Field “DOF” (Ruang Tajam). Ruang tajam artinya seberapa besar ruang yang
terlihat tajam dan focus di bagian objek yang dituju. Menentukan ruang tajam
bergantung pada besar kecil nya lubang rana yang terbuka, jika bukaan lubang
rana besar (ex : F 2,8) maka ruang tajamnya akan menyempit, meyempit disini
berarti area focus hanya berada pada objek yang dituju saja, sedangkan area
lainnya akan terlihat seperti blur. Berbeda sebaliknya ketika menggunakan DOF
luas atau bukaan rana yang kecil (ex : F 22), maka ruang tajamnya akan luas,
luas artinya area focus hampir menyamai area focus dari objek yang dituju dan
sama-sama terlihat focus walaupun sedikit mendekati saja.
Contoh Foto dengan menggunakan Diagfragma/bukaan besar (DOF sempit) :
Contoh Foto dengan menggunakan Diagfragma/bukaan kecil (DOF luas) :
3. ISO
ISO atau biasa disebut juga ASA adalah pengatur besar
kecilnya cahaya. Tapi bagi saya ISO adalah media seperti kanvas pelukis yang
mempunyai tingkatan tersendiri. Yakni, kanvas yang memiliki nilai paling bagus
sampai paling jelek. ISO di simbolkan dengan angka-angka (ex : ISO 100), bagi
saya ISO 100 adalah ISO yang paling bagus karena anggapan saya ISO 100 adalah
ISO dengan model kanvas terbaik dan sangat terbaik dari kanvas lainnya. Semakin
tinggi ISO yang dipakai semakin rendah kualitas kanvas yang kita pakai.ISO
tinggi yang dianggap sebagai Kanvas kurang
bagus ditandai dengan semakin banyaknya noise didalam foto.
3 elemen diatas adalah
sebagian dari hal yang paling utama di kamera, karena sebagai pengatur
eksposure (pencahayaan) di kamera DSLR. 3 Elemen penting ini tersebut juga
biasa dikenal sebagai “Segitiga Eksposure”.
"karya tulisan Pandu Yahya"
(Salam Jepret Jambi)
by Pandu Yahya






Kalo salah tolong berikan tanggapan anda, dan berikan komentar anda,, karena untuk maju bersama dan belajar bersama.. "niat berbagi adalah tujuan utama"..
BalasHapus